Senin, 07 Maret 2011

Dalam suatu kamar asrama, akan berakibat apakah satu ruangan yg ditambah perabotan secara terus-menerus ?

Bila suatu kamar asrama di isi oleh barang yang banyak, seseorang yang tinggal di dalamnya akan merasa sesak dalam melakukan aktifitas kerja.

Apa pengaruh estetika pada individu dalam seting kota ?

Pengaruh estetika individu dalam seting kota adalah bila estetika dalam setting kota sangat bagus akan berpengaruh besar evaluasi individu terhadap lingkunagan, mempengaruhi pemilihan tempat tinggal individu dan akan memberikan stimulasi yang baik dalam kehidupan sehari-hari

untuk meneliti perbedaan perilaku yg terjadi pada ruang kelas yg memiliki kapasitas 30 orang dan 100 orang, maka metode apakah yg dapat dipakai

Metode yang di pakai adalah study corelation

Jelaskan apa yang dimaksud dengan seting perilaku dengan memberi contoh kehidupan sehari-hari ?

Seting perilaku menurut istilah Roger Barker (dalam Veitch & Arkkelin, 1995) adalah evaluasi terhadap kecocokan antara lingkungan dengan perilaku yang terjadi pada konteks lingkungan atau sebaliknya, melainkan kedua hal tersebut saling menentukan dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Pusat dari pemikiran para ahli teori ekologi adalah gagasan tentang kecocokan manusia dan lingkungannya. Suatu hal yang unik pada teori Barker adalah adanya seting perilaku yang dipandang sebagai factor tersendiri. Seting perilaku adalah pola tingkah laku kelompok yang terjadi sebagai akibat kondisi lingkungan tertentu. Teori stimulus berlebih, dimana pada tingkat tertentu suatu stimulus dapat dirumuskan untuk mengoptimlkan perilaku.
jadi contoh padakehidupan sehari – hari yaitu, bila orang tua menginginkan anaknya untuk di perintah (disuruh)si anak akan meminta imbalan (reward).

Perbedaan dalam hal apakah dibedakannya ambient condition dan Architectural Features ?

Wrighstman dan Deaux (1981) membedakan dua bentuk kualitas lingkungan:
a. Ambient Condition
Menurut Rahardjani (1987) dan Ancok (1988) kualitas fisik dari keadaan yang mengelilingi individu dan mempengaruhi perilaku yaitu : kebisingan, temperatur, kualitas udara, pencahayaan dan warna.
- Kebisingan, temperatur dan kualitas udara
Ancok (1989) keadaan bising dan temperatur yang tinggi akan mempengaruhi emosi para penghuni. Kebisingan menurut Rahardjani (1987) juga akan berakibat menurunnya kemampuan untuk mendengar dan turunnya konsentrasi belajar pada anak.
- Kebisingan
Menurut Sarwono (1992) terdapat tiga faktor yang menyebabkan suara secara psikologis yang dianggap bising, yaitu : volume, perkiraan dan pengendalian.
Menurut Holahan (1982) hasil penelitian laboratorium menunjukan bahwa kebisingan secara psikologis dapat menjadi penyebab reaksi fisiologis sistematis yang secara khusus dapat diasosiasikan dengan stres.
- Suhu dan polusi udara
Menurut Holahan (1982) tingginya suhu dan polusi udara dapat menimbulkan dua efek, yaitu efek kesehatan dan efek perilaku. Rahardjani (1987) melihat bahwa suhu dan kelembaban rumah dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : warna dinding dala dan luar rumah, volume ruang, arah sinar matahari, dan jumlah penghuni. Aliran udara menurut Mom dan Wielsebrom (dalam Siswanto, 1986) sangat penting karena secara fisiologis aliran udara berfungsi sebagai pasokan oksigen untuk pernapasan, mengalirkan uap air yang berlebih dan asap, mengurangi konsentrasi gas dan bau, mendinginkan suhu dan membantu penguapan keringat manusia.
- Pencahayaan dan warna
Menurut Fisher, dkk (1984) terdapat banyak efek pencahayaan yang berkaitan dengan perilaku. Ruang yang gelap tentu saja lebih kondusif untuk menjalin keintiman daripada ruangan yang diberi pencahayaan terang. Corwin Bennet (dalam Holahan, 1982) menemukan bahwa penerangan yang lebih kuat ternyata mempengaruhi kinerja visual kita menjadi semakin cepat dan teliti.
Warna dapat mempengaruhi kita secara langsung maupun ketika menjadi bagian dari suatu seting. Warna juga dapat menentukan seberapa baik pencahayaan suatu ruangan tampak oleh kita.
b. Architectural Features
Yang tercakup didalamnya adalah seting-seting yang bersifat permanen. Misalnya didalam suatu ruangan, yang termasuk didalamnya antara lain konfigurasi dinding, lantai, atap serta pengaturan perabot dan dekorasi. Dalam suatu gedung architectural features meliputi lay out tiap lantai, desain dan perlakuan ruang dalam dan sebagainya.
Arsitektur dan desain adalah bentuk seni. Kualitas estetis dari lingkungan yang dibentuk dapat sangat mempengaruhi seperti halnya keindahan alamiah. Lingkungan yang menarik juga dapat membuat orang merasa lebih baik.
Pengaturan perabotan dalam ruangan dapat pula mempengaruhi cara orang mempersepsi ruang tersebut. Dapat pula digunakan untuk membantu mengatur perencanaan tata ruang arsitektur suatu seting.

Mengapa psikologi lingkungan memerlukan pendekatan dari berbagai disiplin ilmu ?

Proshansky (1974) melihat bahwa psikologi lingkungan memberi perhatian terhadap manusia, tempat serta perilaku dan pengalaman-pengalaman manusia dalam hubungannya dengan seting fisik. Lingkungan fisik tidak berarti rangsang-rangsang fisik (seperti cahaya, sound, suhu, bentuk, warna dan kepadatan) terhadap objek-objek fisik tertentu, tetpai lebih dari itu merupakan kompleksitas yang terdiri dari beberapa seting fisik dimana seseorang tinggal, berinteraksi dan beraktivitas. Sehubungan dengan lingkungan fisik, pusat perhatian psikologi lingkungan adalah lingkungan binaan (built environtment).
Ruang ligkup psikologi lingkungan lebih jauh membahas : rancangan (desain), organisasi dan pemaknaan, ataupun hal-hal yang lebih spesifik seperti ruang-ruang, bangunan-bangunan, ketetanggaan, rumah sakit dan ruang-ruangnya, perumahan, apartemen, museum, sekolah, mobil, pesawat, teater, ruang tidur, kursi, seting kota, tempat rekreasi, hutan alami, serta seting-seting lain pada lingkup yang bervariasi ( Proshansky, 1974)
Sosiologi lingkungan yang muncul pada tahun 1970-an merupakan cabang ilmu yang amat dekat dengan psikologi lingkungan. Perbedaannya terletak pada unit analisisnya. Jikalau psikologi lingkungan uit analisisnya adalah manusia dan kumpulan manusia sebagai individu, maka sosiologi lingkungan unit analisisnya adalah unit-unit dalam masyarakat seperti penduduk kota, pemerintah, pengunjung taman rekreasi dan sebagainya. Jenis-jenis lingkungan didalam psikologi lingkungan yang beberapa diantaranya juga banyak digunakan dalam psikologi lingkungan adalah (Sarwono, 1992) :
* Lingkungan alamiah (natural environment) seperti : lautan, hutan dan sebagainya.
* Lingkungan buatan/binaan (built environment) seperti : jalan raya dan perumahan.
* Lingkungan sosial
* Lingkungan yang dimodifikasi
Dua jenis lingkungan yang pertama adalah yang juga lazim digunakan dalam psikologi lingkungan.
Sementara itu, Veitch dan Arkklein (1995) menetapkan bahwa psikologi lingkungan merupakan suatu area dari pencarian yang bercabang dari sejumlah disiplin, seperti biologi, geologi, psikologi, hukum, geografi, ekonomi, sosiologi, kimia, fisika, sejarah, filsafat, beserta sub disiplin dan rekayasanya. Oleh karena itu berdasarkan ruang lingkupnya, maka psikologi lingkungan selain membahas seting-seting yang berhubungan dengan manusia dan perilakunya, juga melibatkan disiplin ilmu yang beragam.


http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/peng_psikologi_lingkungan/bab1-pendahuluan.pdf

Apa yg dimaksud dengan transactional interdependency antara manusia dengan lingkungannya ?

Transactional interdependency menurut, tokoh:
Mery dan Tryst (dalam Soesilo, 1989) melihat bahwa hubungan antar manusia dengan lingkungannya merupakan suatu jalinan transactional interdependency atau terjadi ketergantungan satu sama lain. Hal ini hampir sama dengan pendapat Guilford, yaitu manusia mempengaruhi lingkungannya. Untuk selanjutnya lingkungan akan mempengaruhi manusia, demikian pula terjadi sebaliknya. Veitch dan Arkkelin (1995) mendefinisikan psikologi lingkungan sebagai ilmu perilaku multidisplin yang memiliki orientasi dasar dan terapan, yang memfokuskan interrelasi anatar perilaku dan pengalaman manusia sabagai individu dengan lingkungan fisik dan sosial.
Jadi dapat disimpulkan bahwa psikologi lingkungan adalah ilmu yang mempelajari transaksi antara individu dengan lingkungan. Misalnya bagaimana pengaruh desain fisik (ruang atau bangunan) terhadap aspek-aspek psikologis, seperti persepsi, kognisi, relasi sosial, perilaku abnormal, dan lainnya.