Selasa, 18 Mei 2010

Dampak positive anak dengan special needs terhadap orang di sekitarnya

2. Dampak Positif

Tidak selamanya anak yang lahir dengan kebutuhan khusus membawa dampak yang negatif pada saudara kandungnya. Beberapa studi menunjukkan ada dampak positif yang luas pada anak tersebut, misalnya memiliki sikap yang lebih dewasa dan tingkah laku yang lebih adaptif dengan lingkungannya (Caldwell&Guze, 1960; Cleveland&Miller, 1977; Graliker,Fishler&Koch, 1962; Grossman, 1972; Kirkman, 1984a; Llyod-Bostock, 1976; Londsdale, 1978; Schreiber&Feeley, 1965 dalam Ashman&Elkins, 1994).

Studi oleh Cleveland dan Miller (1977) menemukan bahwa seorang anak yang memiliki saudara berkebutuhan khusus menunjukkan fleksibilitas dan adaptasi yang sukses pada situasi yang hampir sama tingkatannya dengan saat merawat saudara kandungnya. Mereka menyatakan mendapat manfaat dari pengalamannya tersebut dan berkembang dalam toleransi, sensitivitas,dan pemahaman akan prejudis beserta konsekuensinya.
Banyak juga anak yang menyatakan bahwa pengalaman merawat saudara berkebutuhan khusus menjadikan keluarganya lebih kohesif dan mereka bangga akan kemampuan keluarganya dalam menangani permasalahan tersebut (Grossman, 1972; Kirkman, 1984a dalam Ashman&Elkins, 1994). Selain itu, orangtua juga menyatakan bahwa anaknya yang berkebutuhan khusus menjadi dicintai dan diterima oleh saudara kandungnya dan dengan begitu masalah-masalah yang muncul dapat diatasi dengan mudah (Llyod-Bostock, 1976 dalam Ashman&Elkins, 1994). Ibu menilai hubungan anaknya dengan saudara yang berkebutuhan khusus lebih positif dibanding hubungan antar anak yang normal. Mereka juga menilai anaknya lebih suportif dan tidak lebih agresif daripada anak lain dengan saudara kandung yang tidak berkebutuhan khusus. Dalam hal ini, Labato (1990 dalam Ashman&Elkins, 1994) menyimpulkan dalam kutipannya:

Secara umum, review dari studi terkontrol mengindikasikan bahwa anak dengan kebutuhan khusus (disability or ilness) tidak membawa dampak yang negatif pada konsep diri, harga diri, kompetensi sosial, atau penyesuain tingkah laku saudara kandungnya. Secara sederhana dapat dikatakan tidak ada hubungan langsung antara kelainan yang diderita anak dengan penyesuaian saudara kandungnya (p.42)
Beberapa dampak tidak langsung juga diteliti. Studi Farber dan Strauss (1963 dalam Ashman&Elkins, 1994) mengamati pengaruh dari frekuensi interaksi anak dengan saudara kandung yang berkebutuhan khusus pada tujuan hidupnya. Anak dengan frekuensi interaksi tinggi akan menetapkan untuk berkontribusi pada masyarakat dan kegiatan kemanusiaan lainnya sebagai tujuan hidupnya. Sedangkan anak dengan frekuensi interaksi rendah lebih berorientasi untuk mendapat banyak teman, mengembangkan hubungan keluarga yang baik dalam perkawinan, dan menjadi anggota masyarakat yang direspek.

Sebagi kesimpulannya, dampak kehadiran anak dengan kebutuhan khusus pada sebuah keluarga sangat beragam, keluarga juga beragam dalam karakteristiknya, kebutuhannya dan sumber dayanya. Dukungan dan bantuan yang diberikannya pada anak tersebut juga beragam dari masing-masing keluarga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar